Zat besi adalah salah satu unsur yang diperlukan dalam proses pembentukan sel darah merah. Sel darah merah ini mengandung senyawa kimia bernama hemoglobin, yang berfungsi membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Pada wanita dewasa, kadar haemoglobin yang normal adalah 12 – 15 gram %. Pada wanita hamil (terutama pada trimester ke-3), kebutuhan akan zat besi ini meningkat karena ekspansi jaringan ibu dan pembentukan darah merah pada janin, juga untuk simpanan zat besi pada janin.
Bila asupan zat besi sebagai salah satu mikro nutrisi ini berkurang, tubuh kita akan mengalami penurunan kadar hemoglobin, yang kita sebut dengan anemia. Akibat berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah tersebut, darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.
Gejala yang muncul akibat kurangnya pasokan oksigen ini antara lain pucat, kurang konsentrasi, berkunang-kunang, sakit kepala, kelelahan, lesu, dan lemah. Anemia yang lebih parah bisa menyebabkan stroke dan penyakit jantung.
Gejala yang hampir sama juga kita alami saat kita menstruasi. Sebab saat menstruasi, kita kehilangan 12-15 mg elemen zat besi. "Karena itu, saat menstruasi Anda perlu minum vitamin penambah darah. Selain dengan mengonsumsi vitamin, kita bisa memenuhi kebutuhan zat besi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi," ujar dr Ifzal Asril, SpOG, saat seminar "Kiat Mendapatkan Si Kecil yang Sehat dan Cerdas" di Hotel Gran Melia, Jakarta, Sabtu (5/12) lalu.
Beberapa jenis makanan yang mengandung zat besi adalah daging sapi, kambing, ayam, ikan, ikan tuna, dan telur. Dari enam jenis makanan ini, daging sapi dan kambing menempati posisi tertinggi. Dalam 100 gr daging sapi, misalnya, terkandung 2,5 mg lebih zat besi. Selain zat besi, daging sapi juga mengandung protein, vitamin A, zinc (seng), Omega-3, vitamin B12, dan lemak tak jenuh.
"Makanan yang mengandung lemak tak jenuh itu tandanya, dalam suhu ruang lemak tidak menjadi padat," ujar Sarah Fauzia S. Puspita, dari Badan Konsultasi Gizi IPB, dalam seminar "Let's Beef Up Your Kids' Growth with Australian Beef Meat", di tempat dan hari yang sama. Itu artinya, akan lebih baik jika Anda mengonsumsi daging sapi tanpa lemak atau gajih.
Agar makanan yang mengandung zat besi tersebut terserap dengan baik, tambah Sarah, sebaiknya dibantu dengan asupan vitamin C. "Karena itu saat makan daging sapi, dampingi dengan sayur-sayuran dan buah-buahan," katanya.
Pada wanita dewasa, kadar haemoglobin yang normal adalah 12 – 15 gram %. Pada wanita hamil (terutama pada trimester ke-3), kebutuhan akan zat besi ini meningkat karena ekspansi jaringan ibu dan pembentukan darah merah pada janin, juga untuk simpanan zat besi pada janin.
Bila asupan zat besi sebagai salah satu mikro nutrisi ini berkurang, tubuh kita akan mengalami penurunan kadar hemoglobin, yang kita sebut dengan anemia. Akibat berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah tersebut, darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.
Gejala yang muncul akibat kurangnya pasokan oksigen ini antara lain pucat, kurang konsentrasi, berkunang-kunang, sakit kepala, kelelahan, lesu, dan lemah. Anemia yang lebih parah bisa menyebabkan stroke dan penyakit jantung.
Gejala yang hampir sama juga kita alami saat kita menstruasi. Sebab saat menstruasi, kita kehilangan 12-15 mg elemen zat besi. "Karena itu, saat menstruasi Anda perlu minum vitamin penambah darah. Selain dengan mengonsumsi vitamin, kita bisa memenuhi kebutuhan zat besi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi," ujar dr Ifzal Asril, SpOG, saat seminar "Kiat Mendapatkan Si Kecil yang Sehat dan Cerdas" di Hotel Gran Melia, Jakarta, Sabtu (5/12) lalu.
Beberapa jenis makanan yang mengandung zat besi adalah daging sapi, kambing, ayam, ikan, ikan tuna, dan telur. Dari enam jenis makanan ini, daging sapi dan kambing menempati posisi tertinggi. Dalam 100 gr daging sapi, misalnya, terkandung 2,5 mg lebih zat besi. Selain zat besi, daging sapi juga mengandung protein, vitamin A, zinc (seng), Omega-3, vitamin B12, dan lemak tak jenuh.
"Makanan yang mengandung lemak tak jenuh itu tandanya, dalam suhu ruang lemak tidak menjadi padat," ujar Sarah Fauzia S. Puspita, dari Badan Konsultasi Gizi IPB, dalam seminar "Let's Beef Up Your Kids' Growth with Australian Beef Meat", di tempat dan hari yang sama. Itu artinya, akan lebih baik jika Anda mengonsumsi daging sapi tanpa lemak atau gajih.
Agar makanan yang mengandung zat besi tersebut terserap dengan baik, tambah Sarah, sebaiknya dibantu dengan asupan vitamin C. "Karena itu saat makan daging sapi, dampingi dengan sayur-sayuran dan buah-buahan," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar